Senin, 08 Juni 2015

Penantian yang tak berujung

Dibawah sinar matahari aku terdiam dan tak berhenti menatap langit
Berharap ada sesuatu yang bisa ku tangkap dibalik awan putih
Hati bergetar seakan ingin menjerit
Namun semua tertahan mengingat aku masih dalam keadaan tertatih

                         ***
"Bun.. Aku ingin kesana" rengek gadis kecilku

"Jangan nak,tempat itu tidak baik untuk kamu" sambil memegang jemari kecil anakku

"Tapi bun..." tertunduk dan memendung air mata

"Kenapa sayang? Kamu kangen yah sama ayah?" tanyaku pelan

"Iya.. Aku kangen ayah " matanya mulai berbinar

"Bunda..kenapa si aku ga boleh masuk kesitu ?"sambil menunjuk hutan bambu yang cukup asri dan hijau

"Bukan tidak boleh anak manis,tapi bunda takut kalau kamu ga bisa menemukan jalan pulang" sentuhan lembut tangan bunda ke pipi gadis itu

"Teyus.. Kenapa bunda membialkan ayah masuk kesana? Kalau ayah tidak bisa pulang gimana? " sambil mengerutkan dahi nya

"Ayah pasti pulang sayang,kita tunggu saja yah. Kita berdoa semoga ayah pulang dengan selamat"pelukan hangat bunda untuk mencairkan suasana

***

Wahai engkau yang jauh disana
Aku tak berharap banyak darimu
Yang kuingin cepatlah kembali
Anakmu merindukkanmu

Teganya kamu membiarkan kami
Berdiam diantara hijaunya bambu yang amat tinggi
Mencoba menelusuri jejak langkah kaki
Tapi ada daya dirimu tak pernah kembali

Semoga suatu saat nanti
Kita dapat berjumpa lagi
Hingga kami temukan ujung jalan ini
Yang mungkin takkan kami lalui lagi

Hingga akhir penantian ini
Takkan pernah ada yang lain disisi
Ku korbankan diri ini
Demi dia sang titipan ilahi

Jakarta,08 Juni 2015
Sepi,sunyi,sendiri
Astika dwi

Tidak ada komentar: