Kamis, 31 Maret 2016

Pintaku

Bulan yang dinanti akan segera datang, tapi aku masih saja berdiri menanti ombak yang mungkin akan datang kemudian pergi

Merindukan sang mentari yang hilang diantara tumpukan batu karang dan muncul diantara gunung dan persawahan.

Menggantungkan harapan setinggi tinggi nya kurasa itu belum cukup untuk bertemu dengan mu, karena aku tahu kamu pasti akan menjatuhkannya disaat yang tak tepat

Satu yang ku pinta darimu, datang lah saat moment bahagia ku, walau kamu tak pernah  berjanji akan datang hari itu.
Mungkin, saat moment itu datang akan kucurahkan semua yang kurasa hingga aku dapat melepasmu dengan tenang.
Jangankan melepas,menggenggam mu saja aku tak kuasa , tangan ini lemas tak berdaya. Bagai memegang angin dapat dirasa namun tak bisa diraih.

Biarkan hati dan mata yang berbicara ,mungkin itu lebih baik .

Sabtu, 19 Maret 2016

Apa aku sanggup?

Malam itu kamu hadir
Dengan perlahan kamu tekan nomer tujuan dengan maksud memberitahu kabar
Dering telpon menandakan nomer tujuan mu aktif namun, si dia belum juga ada tanda

Saat itu aku sedang dalam perjalanan pulang, menerjang gelapnya jalan dan hembusan angin malam
Kulihat ada satu panggilan tak terjawab dan ku tahu itu kamu
Langsung aku hubungi balik meski saat itu aku lama menunggu

"Assalamulaikum, halo mas apa kabar?"

"Waailaikumsalam, kabar baik dek, kamu gimana?"

"Baik juga, maaf bukan aku tak mau menghubungi mas, tapi nomer mu hilang"

Sebuah alasan yang kubuat karena saat itu aku tahu ia sedang tugas nun jauh disana. Aku tak ingin menganggu nya karena ini tugas negara
Tapi hati berkata lain, rasanya ingin meledak dan tak mampu menahan debit rindu yang kian membludak

"Baik dek, maaf mas baru kasih kabar, mas baru pulang tugas di daerah pelosok. Jangan jangan adek sengaja hapus nomer mas yah"

"Tidak mas, hilang karena aku ganti kartu. Apa mas masih sibuk dengan tugas ?"

" Ndak dek, mas sedang istirahat. Gimana kuliah ? Sudah beres? Sidang? "

" Alhamdulillah sudah mas, tinggal perbaikan dan wisuda."

"Kapan dan dimana? "

"April mas, di salah satu tempat wisata di Jakarta,mas bisa hadir? "

" Insya Allah dek, klo ga ada halangan. Rencana mas akan ditugaskan ke luar."

Aku hanya terdiam,tugas luar lagi?
Sampai kapan tugas selesai? Apa mungkin aku bisa menjaga hati?
Apa mungkin aku bisa menahan komunikasi?

"Tugas daerah  mana mas?"

"Bukan daerah dek, tapi Luar negeri"

Cobaan apalagi ini,di daerah saja aku sudah uring-uringan. Apalagi luar negeri. Dan yang pasti ini akan terasa lebih lama

"Berapa lama mas? Enam bulan atau setahun?"

"Sebentar kok dek, cuma dua tahun"

"Dua tahun? Ga salah mas? Terus aku gimana?"

"Kamu sanggup nunggu mas pulang?"

"Mmmm..."

Hanya helaan nafas panjang yang bisa aku berikan.
Mungkin baginya dua tahun terasa sebentar, tapi bagiku terasa lama.
Hati bila lama lama dibiarkan sendiri dan sepi lama lama akan jenuh ..
Apa aku sanggup...? Apa aku kuat?
Entahlah, seiring waktu berjalan biarkan semua seperti semestinya
Nikmati proses nya. Nanti juga akan terbiasa...

Aku yang menunggumu
Dua tahun kedepan
~Aas~