Senin, 22 Oktober 2018

Genap menunggu

Tak banyak yang aku ingin ,  bertambahnya usia ku saat ini hanya ingin memastikan apa yang kulayang kan setiap hari dalam doa. Di usia genap ini , aku berharap semua kehidupan ku pun ikut menggenap pula. terlebih lagi usia ayah ibu yang mulai menanjak naik.

Kita tak akan pernah tahu seperti apa jodoh, rezeki dan umur kita. kita hanya merencanakan tapi Allah yang memutuskan.

Pernikahan bukanlah hal yang mudah, pernikahan menurut saya adalah mengawinkan dua keluarga, dua visi dan misi yang berbeda menggenapkan dalam doa dan dinyatakan dalam akad. pernikahan bukan masalah cepat atau lambat , bukan pula sebuah ajang pamerisasi ataupun ajang  reunisasi. Yang jelas menikah itu di sunnah kan kepada tiap tiap insan yang sudah siap dan mampu untuk melaksanakannya.

Kapan aku siap ? 
sebenarnya sudah sangat lama sekali aku siap, namun ada saja rintangan saat akan melangkah kesana.
Mulai dari terpaut jauh nya usia anatar aku dan dia, kemudian karena restu ayah yang menginginkan aku selesai pendidikan,ditambah lagi tentang kemapaanan pekerjanannya, kesiapan si calon ketika ditanya "kapan nikah" dia hilang begitu saja bagai  ikan ditelan angsa.

Ayah,.Ibu.. saat ini usia ku mulai genap, ijinkan aku melangkah lebih jauh, restui pilihanku dan bimbing aku dalam doa mu. Maaf bila selama ini aku banyak sekali salah, khilaf dan semua perilaku yang diluar logika. Terima kasih telah menungguku hingga sejauh ini, doakan agar aku bisa memberikan mantu yang terbaik untuk mu, untuk keluarga dan untuk dunia akhirat.

Maaf atas segala kesibukan ku diluar, bukan aku menghindar tapi aku tidak ingin melihat ibuk bapak sedih,terlebih banyaknya undangan pernikahan dari sahabat dan teman - temanku. Aku percaya bahwa suatu saat nanti aku akan menemukan sosok kepala rumah tangga yang mungkin membuatku jauh lebih baik , lebih dewasa lagi.

Untuk para sahabat ku, teman dan semua yang kenal denganku, terima kasih atas ucapan serta doa dari kalian. Maaf belum bisa memberikan yang terbaik selama kalian kenal dengan ku.bimbing aku ke arah yang lebih baik. lebih mawas diri dan lebih bisa menerima apa yang ada. 


Aas  - 211018
Genap menunggumu 

Minggu, 21 Oktober 2018

Bahagia itu

Kisah ini bermula dari sebuah event.Secara tak sengaja aku melihat dia. ya dia , dia yang sejatinya masuk dalam kriteria calon imam untuk ku. Ada yang beda sejak awal ku jumpa, merasa ada getaran yang cukup membuatku sedikit gelisah.

Tiga bulan berlalu aku bertemu lagi dengan nya, dalam sebuah kesempatan event yang sama. Kala itu kulihat wajahnya sama seperti sedia kala,namun aura dia sangat menawan. Aku tak tahu apa yang terjadi, entah kalimat apa yang harus ku ucap . 


Mencoba mencari tahu siapa dia, ya dia adalah Mada. lelaki yang mempunyai tinggi cukup ideal,idaman para wanita dan komposisi wajah yang sangat berbeda dengan lelaki manapun.


Mada ku kenal sbg lelaki yang cukup ramah,dan lumayan sibuk. Aku mulai mencari tahu sisi dan latar belakang nya. Info dari salah satu temanku,dia adalah seorang pendaki,dan dia mempunyai tanggung jawab di bawah naungan komunitas sosial. 


Mada, aku terpikat oleh nya ,terlebih lagi saat ku dengar dia melantunkan ayat suci saat shalat berjamaah kala itu. Dia mempunyai seorang adik yang ku tahu, karena pada saat itu aku bersama nya dalan satu event.


Sampai saat ini, aku cukup bahagia melihat senyum dia yang sangat simple dan apalah daya ,aku tak pandai bicara.Biarlah semua ini mengallir,karena memiliki nya adalah hal termustahil bagiku saat ini. Bisa bersama dan terus bertemu saja sudah buatku bahagia.